Jumat, 26 Oktober 2012

Apakah titik jenuh itu adalah akhir dari segalanya???


 

Dalam mengarung kehidupan pasti mengalami yang namanya titik jenuh, di mana kita akan merasa jenuh banget. mungkin kita tidak akan mau melakukan sesuatu apapun. karena kebosanan atau kejenuhan yang kita alami. tapi apakah karena kejenuhan itu kita berarti kita tidak melakukan apa-apa atau merasa di dunia ini tidak melakukan apa-apa. dan mungkin juga sebaliknya kita bisa bangkit dari kejenuhan itu, sehingga hidup akan lebih berarti. di antara dua pilihan itu, kadang kita tidak bisa memilih yang terbaik. bahkan seringkali kita ngambek di tengah jalan. hanya sedikit orang yang bisa bangkit dari kejenuhan. karena untuk bangkit itu sangat susah. karena untuk bangkit lagi butuh pengorbanan yang sangat keras untuk lepas dari titik jenuh tersebut. adapun cara-cara untuk bangkit dari titik jenuh

1. temukan yang bikin jenuh apa dan mencoba rileks dengan hal itu
Kebanyakan dari kita merasa jenuh tapi tdak mengetahui apa yang membuatnya jenuh. Malah dengan asiknya bersantai ria di tengah kejenuhan itu sendiri. Sungguh ironis emang banyak dari tidak pernah mau mencoba untuk berubah dan bangkit dari kejenuhan itu. Untuk menemukan penyebanya aja sulit. Mungkin cara yang terbaik cobalah untuk bersikap tenang dan cobalah pergi ke suatu tempat yang menarik buat anda. Mulailah berfikir kenapa anda jenuh. Kalau sudah menemukannya teruslah menikmati kenyaman anda di tempat itu hingga anda memperoleh semangat yang membara buat bangkit.
2. minta bantuan teman terdekat anda untuk membantu anda
Bila anda kesulitan untuk menemukan masalah anda mintalah bantuan kepada teman anda. Karena mungkin teman-teman dekat anda yang mengetahui tentang apa yang terjadi dengan anda. Cobalah bertanya kepada teman terdekat anda dan mulailah bercerita mengapa anda mengalami kejenuhan tersebut. cobalah terbuka dengan teman atau bahkan sahabat terbaik anda. Karena dengan begitu beban masalah anda akan sedikit berkurang. So manfaatkanlah itu.

3.  Berliburlah untuk mencari inspirasi agar terlepas dari titik jenuh.
    Kalau cara di atas kurang bisa mengobati kejenuhan anda. Maka saya sarankan untuk anda segera meliburkan diri dan pergi ke tempat di mana anda merasa nyaman di sana. Nikmatilah liburan anda, buang semua fikiran yang akan membuat anda merasa kacau. Dengan begitu anda akan mendapat sebuah inspirasi baru dari kegiatan baru yang anda lakukan. Inspirasi itu yang akan membuat anda bangkit uuntuk melangkah ke depannya.
oh ya.. penyebab terjadinya titik jenuh mungkin di sebabkan oleh sesuatu yang tidak pasti atau tidak berarti karena kita sudah menyerah duluan sebelum apa yang kita inginkan tercapai atau banyak masalah yang di hadapi ketika kita menjalankan sesuatu.

Kamis, 25 Oktober 2012

Asal Mula Penyembelihan Hewan Kurban

Penyembelihan hewan kurban ini memiliki kisah sendiri. Kala itu Nabi Ibrahim mendapatkan wahyu untuk menyembelih anaknya, namun Allah SWT kemudian mengganti anak itu dengan seekor kambing.



Kisahnya.
Kisah ini sumbernya adalah Al Qur'an, Surat Ash-Shaffat ayat 104-107.
Dikisahkan bahwa setelah Nabi Ibrahim as berpindah dari negeri kaumnya, ia memohon kepada Allah SWT agar dikarunia seorang anak yang saleh.

Doa Nabi Ibrahim as dikabulkan Allah SWT. Tak lama kemudian istrinya, Hajar melahirkan seorang bayi mungil tampan rupawan yang diberi nama Ismail.
Ketika Ismail lahir, Nabi Ibrahim as berusia 86 tahun. Ismail inilah yang kemudian menggantikan peran ayahnya untuk menyiarkan agama Allah.
Namun, Allah SWT tengah menguji kepasrahan dan kesabaran Nabi Ibrahim as.

Pada suatu malam, Nabi Ibrahim bermimpi agar menyembelih anaknya, Ismail. Sebanyak tiga kali mimpi, namun perintahnya juga sama, menyembelih anak kesayangannya itu. Akhirnya Nabi Ibrahim yakin bahwa itu merupakan perintah Allah SWT yang harus dilaksanakan.
"Jika benar ini adalah perintah Allah, maka aku akan pasrah dan sabar," yakinnya dalam hati.

Wahyu dari Allah SWT.
Selanjutnya Nabi Ibrahim menceritakan mimpinya itu kepada Ismail yang kala itu masih kecil. Ia ingin mendengar pertimbangan anaknya atas perintah itu.
"Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu?" tanya Nabi Ibrahim.

Di luar dugaaan, sang anak bisa berbicara dan mengamini perintah dalam mimpi ayahnya.
Ismail tidak merasa takut atau marah kepada ayah kandungnya karena ia yakin mimpi itu merupakan wahyu Allah SWT.
"Wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar," kata Ismail.

Keputusan Ismail itu dipilih sendiri dan bukan karena paksaan seseorang. Kemudian Ismail tidak lupa meminta pertolongan kepada Allah SWT agar ia diberi kesabaran. Saat itu Ismail tidak mengandalkan kekuatan yang ada dalam dirinya, melainkan ia meminta kekuatan dari Allah SWT. Karena itu juga, Allah SWT mencatat nama Ismail sebagai golongan nabi-nabi yang sabar.

Nabi Ibrahim semakin mantap menunjukkan kepasrahan dan kesabarannya menjadi hamba Allah SWT. Di satu sisi, ia bersyukur karena juga dikaruniai anak yang pasrah dan sabar.

Kemudian ayah dan anak itu pergi ke sebuah tempat yang tinggi. Di atas tempat itu Ismail membaringkan dan bersiap untuik disembelih oleh ayahnya. Namun, ketika semuanya sudah siap, Allah SWT menurunkan wahyu.

Diganti Kambing Besar.
Karena membenarkan mimpi iotu, Allah SWT membalasnya dengan balasan yang setimpal. Allah SWT menggantinya dengan seekor sembelihan yang besar.
Allah SWT berfirman,


وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ
قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلاءُ الْمُبِينُ
وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ

Artinya:
"Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim,
Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu[1284] Sesungguhnya Demikianlah Kami memberi Balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar."
(QS. Ash-Shaaffat: 104-107).

Yang dimaksud dengan membenarkan mimpi ialah mempercayai bahwa mimpi itu benar dari Allah s.w.t. dan wajib melaksana- kannya.
 Sesudah nyata kesabaran dan ketaatan Ibrahim dan Ismail a.s. Maka Allah melarang menyembelih Ismail dan untuk meneruskan korban, Allah menggantinya dengan seekor sembelihan (kambing). Peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya Qurban yang dilakukan pada hari raya haji.

Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud dengan sembelihan besar adalah kambing atau domba.

Nabi Ibrahim as berhasil meraih predikat Khalilullah (kekasihAllah) karena telah mampu mengorbankan sesuatu yang dicintainya berupa anak, demi mencapai kecintaan kepada Allah SWT.
Peristiwa inilah yang selalu kita peringati setiap tahun dengan anjuran menyembelih hewan kurban pada hari Idul Adha.